CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pengertian, Penyebab, Gejala dan Penanganan Komplikasi Nifas

1. INFEKSI NIFAS
a. Definisi
Ø Infeksi nifas mencakup semua peradangan yg disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-genital genital pd wktu persalinan dan nifas.
Ø Demam dalam nifas sering disebabkan infeksi nifas, ditandai dengan suhu 38 ºC yg terjadi selama 2 hari berturut-turut.
Ø Kuman2 penyebab infeksi dapat berasal dari eksogen atau endogen, kuman2nya seperti streptococcus, bacil coli, staphylococcus.
b. Faktor Predisposisi
Ø Perdarahan
Ø Trauma persalinan
Ø Partus lama
Ø Retensio plasenta
Ø KU ibu (anemia dan malnutrition)
c. Patologi
Patologi infeksi nifas sama dgn infeksi luka. Infeksi itu dapat:
Ø Terbatas pada lukanya (infeksi luka perineum, vagina, serviks atau endometrium)
Ø Infeksi itu menjalar dari luka ke jaringan sekitarnya (thrombophlebitis, parametritis, salpingitis, peritonitis)
d. Macam-macam infeksi nifas :
Ø ENDOMETRITIS
1. Merupakan jenis infeksi yg paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium biasanya pd luka bekas insersio plasenta & dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
2. Pd batas antara daerah yg meradang & daerah sehat trdapat lapisan terdiri atas leukosit. Leukosit akn membuat pagar pertahanan & disamping itu akan keluar serum yg mengandung zat anti.
3. Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokeometra.
4. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu.
5. Pada endometritis yg tdk meluas, penderita pd hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri, milai hari ke-3 suhunya meningkat, nadi cepat, namun dalam kurun waktu 1 mggu keadaan akan menjadi normal.
Ø PERITONITIS
1. Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dlm uterus langsung mencapai peritonium shg menyebabkan peritonitis.
2. Peritonitis yg hanya terbatas pd daerah pelvis, gejalanya tidak seberat pd peritonitis umum.
3. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Sedangkan pd peritonitis umum suhu meningkat mjd tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri. Muka mejadi pucat, mata cekung dan kulit muka dingin.
4. Penanganan:
Ø Lakukan nasogastric suction
Ø Berikan infus (NaCl atau RL)
Ø Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam:
- Ampisilin 2 gr IV, kemudian 1 gr setiap 6 jam, ditambah gentamicin 5 mg/kgBB IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500mg IV setiap 8 jam.
Ø Laparotomi diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage)
Ø BENDUNGAN ASI
1. Definisi
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu (Mochtar, 1996).
Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih sedikit.
2. Patologi
Faktor predisposisi terjadinya bendungan ASI antara lain :
v Faktor hormon
v Hisapan bayi
v Pengosongan payudara
v Cara menyusui
v Faktor gizi
v Kelainan pada puting susu
3. Patofisiologi
v Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan.
v ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata.
v ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Mochtar, 1998).
4. Penatalaksanaan
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah :
v Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
v Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
v Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi
v Perawatan payudara pasca persalinan
Upaya pengobatan untuk bendungan ASI adalah :
v Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
v Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh bayi.
v Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
v Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
v Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah korpus. (Sastrawinata, 2004)
Ø INFEKSI PAYUDARA
1. Definisi
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
2. Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae.
b. Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu.
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya.
3. Pencegahan
Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau retak pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan dengan pijitan.
4. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
Ø Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Ø Sangga payudara
Ø Kompres dingin
Ø Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
Ø Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan :
Ø Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10 hari
Ø Drain abses :
o Anestesi umum dianjurkan
o Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus
o Gunakan sarung tangan steril
o Tampon longgar dengan kasa
o Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
Ø Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
Ø Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
Ø Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
Ø Evaluasi 3 hari
Ø THROMBOPHLEBITIS
Penjalaran infeksi melalui vena. Sering terjadi dan menyebabkan kematian. Dua golongan vena yg memegang peranan yaitu:
v Vena-vena dinding rahim lig. Latum (vena ovarica, vena uterina, dan vena hipogastrika) atau disebut tromboplebitis pelvic
v Vena-vena tungkai (vena femoralis, poplitea, dan saphena) atau disebut tromboplebitis femoralis
Tromboplebitis pelvic
· Yg paling sering meradang adalah vena ovarica, karena pd vena ini mengalirkan darah dr luka bekas plasenta.
· Penjalarannya yaitu dr vena ovarica kiri ke vena renalis, vena ovarica kanan ke cava inferior
Tromboplebitis femoralis
· Dari trombophelebitis vena saphena magna atau peradangan vena femoralis sndr
· Penjalaran thrombophebitis vena terin
· Akibat parametritis : thrombophlebitis pd vena femoralis mgkn tjd krn aliran darah lambat didaerah lipat paha krn vena tertekan lig.inguinale.
· Thrombophlebitis femoralis tjd oedem tungkai yg mulai pd jari kaki dan naik ke kaki, betis, dan paha. Biasanya hanya 1 kaki yg bengkak tapi kadagn keduanya.
· Penyakit ini dikenal dgn nama phlegmasia alba dolens (radang yg putih & nyeri)
Ø LUKA PERINIUM
Luka akan menjadi nyeri, merah dan bengkak akhirnya luka terbuka dan mengeluarkan getah bernanah.
2. PERDARAHAN POST PARTUM DAN PENANGANNYA
a. Pengertian
Perdarahan post partum adl perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam stl anak lahir.
b. Tahap perdarahan Post Partum
Ø Early post partum (primer), tjd 24 jam pertama stl bayi lahir
Ø Late post partum (sekunder), tjd lebih dr 24 jam pertama stl bayi lahir
c. Hal-hal yang menyebabkan perdarahan Post Partum
Ø Atonia uteri
1. Definisi
Gagalnya uterus berkontraksi dgn baik stl persalinan
2. Penyebab
· Umur yg terlalu muda/terlalu tua
· Paritas (multipara dan grandemulti)
· Partus lama
· Uterus terlalu regang atau besar (pd gemelli,bayi besar)
· Kelainan uterus
· Faktor sosial ekonomi
3. Penanganan
· Segera lakukan massage uterus dan suntikan ergometrin scr IV.
· jika tindakan ini tdk berhasil lakukan kompresi bimanual pd uterus

Ø Retenio plasenta
1. Definisi :
Keadaan dimana plasenta blm lahir dlm wktu lebih dr 30 menit setelah bayi lahir
2. Penyebab :
Plasenta blm lepas dr dinding uterus, menurut perlekatannya dibagi mejadi:
a. Plasenta normal
b. Plasenta adesiva
c. Plasenta inkreta
d. Plasenta akreta
e. Plasenta prekreta
Plasenta sdh lepas akan tetapi blm dilahirkan
3. Penanganan :
                                      a. Manual plasenta
                                      b. Perasat Crede
                                      c. Perasat brant
Ø Inversio Uteri
1. Definisi :
Keadaan dmn keadaan fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum uteri.
2. Inversio Uteri di bagi mejadi :
a. Inversio uteri ringan : Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun blm keluar dr ruangan rongga rahim
b. Inversio uteri sedang : fundus uteri terbalik & sdh masuk dlm vagina
c. Inversio uteri berat : uterus & vagina smuanya terbalik & sebagian udh keluar vagina
3. Penyebab :
a. Uterus lembek, lemah, tipis dindingnya
b. Grandemultipara
c. Kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yg lemah)
d. Tekanan intra abdominal yg tinggi (ex. Mengejan / batuk)
4. Penanganan :
a. Perbaiki KU ibu
b. Berikan Oksigen
c. Infus IV cairan elektrolit dan transfusi darah
d. Setelah itu lakukan reposisi dengan anestesi umum
Ø Robekan jalan lahir
1. Robekan jalan lahir mrpk penyebab ke2 tersering dr perdarahan PP
2. Gejala : perdarahan segera, darah segar mengalir segera stlh bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat, lemah , menggigil.
3. Robekan perinium di bagi 4 :
· Tingkat 1 :
Robekan hanya pada selaput lender vagina atau tanpa mengenai, kulit perineum
· Tingkat 2 :
Robekan mengenai selaput lender vagina & otot perinea transversalis tapi tidak mengenai springter ani.
· Tingkat 3 :
Robekan mengenai seluruh perinium & otot springter ani
· Tingkat 4 :
Robekan sampai mukosa rectum
Ø Sebagian plasenta yg tertinggal (plasenta restan)

0 komentar:

Posting Komentar